Pernah merasa lelah padahal sedang nggak melakukan apa-apa? Bisa jadi kamu lagi stres dari hal-hal kecil yang sudah numpuk. Dari notifikasi tanpa henti sampai kebiasaan membandingkan diri di media sosial, semua bisa bikin beban mental meningkat. Yuk bahas satu per satu biar tahu sumbernya dan gimana cara pelan-pelan detoks digital.
1. Terlalu Banyak Notifikasi
Setiap kali ponsel berbunyi, otak langsung bereaksi dan dopamin naik, fokus pecah. Dalam studi oleh Morrison dkk. (2017) dari PLOS ONE, notifikasi berlebihan terbukti meningkatkan stres dan mengganggu keseimbangan mental pengguna ponsel.
Matikan notifikasi dari aplikasi yang tidak penting. Luangkan waktu khusus untuk memeriksa pesan, bukan setiap beberapa menit.
2. Selalu Bandingkan Diri di Media Sosial
Media sosial sering membuat kita merasa kurang. Studi meta-analisis dari BMC Psychology (Du et al., 2024) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan berkorelasi dengan meningkatnya gejala kecemasan dan depresi.
Ingat, yang terlihat di layar hanya potongan terbaik dari hidup orang lain. Bandingkan dirimu dengan versi terbaikmu sendiri, bukan dengan orang lain di internet.
3. Multitasking Terus-Menerus
Banyak orang bangga bisa multitasking, padahal otak manusia tidak dirancang untuk itu. Penelitian dari Stanford University menemukan bahwa berganti tugas terlalu sering dapat menurunkan produktivitas hingga 40% dan meningkatkan kelelahan mental.
Coba terapkan single-tasking, fokus pada satu hal hingga selesai. Selain hasil lebih baik, pikiran juga terasa lebih tenang.
4. Tidur Tidak Teratur karena Gadget
Cahaya biru dari layar gadget bisa menghambat produksi hormon melatonin. Hormon Melatonin adalah hormon yang mengatur tidur. Studi dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa paparan cahaya biru sebelum tidur bisa menunda waktu tidur hingga 90 menit.
Hindari layar minimal 30 menit sebelum tidur. Aktifkan mode malam atau letakkan ponsel di luar kamar.
5. Menyimpan Semua Masalah Sendiri
Banyak orang menahan stres karena merasa harus kuat. Padahal, emosi yang dipendam bisa memperburuk kondisi mental. James W. Pennebaker (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa expressive writing atau menulis apa yang dirasakan dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Coba curhat, entah ke teman, keluarga, atau lewat tulisan. Emosi yang keluar akan terasa lebih ringan.
6. Kurang Bergerak
Duduk seharian di depan layar bisa memperburuk stres. Studi dari Frontiers in Psychology (2022) menemukan bahwa aktivitas fisik singkat seperti berjalan kaki 15 menit dapat menurunkan kadar hormon kortisol (hormon stres).
Nggak harus olahraga berat. Lakukan peregangan ringan atau jalan sebentar di sela-sela kerja, cukup untuk memberi jeda pada otak.
7. Terlalu Perfeksionis terhadap Segalanya
Perfeksionisme sering disalahartikan sebagai motivasi positif, padahal bisa memicu stres berat. Menurut Harvard Health Publishing, orang dengan standar terlalu tinggi lebih rentan mengalami kelelahan emosional dan gangguan tidur.
Belajarlah berkata cukup. Fokus pada kemajuan, jangan mencari kesempurnaan. Dunia tidak runtuh hanya karena hasilmu belum sempurna.
Kenapa Hal-Hal Kecil Ini Jadi Besar
Masing-masing kebiasaan di atas terlihat sepele. Tapi kalau dikumpulkan setiap hari, efeknya bisa menumpuk jadi stres berat: tubuh cepat lelah, emosi tidak stabil, dan fokus berantakan.
Digital detox bukan anti teknologi, tapi soal mengatur ulang cara hidup agar tetap waras.
Stres berat tidak selalu datang dari masalah besar. Kadang, justru dari hal kecil yang terus diabaikan. Dengan menyadari dan memperbaikinya sedikit demi sedikit, kamu bisa mencegah stres menumpuk.
Mulailah dari langkah sederhana: matikan notifikasi, kurangi waktu layar, tidur cukup, dan beri ruang untuk diri sendiri. Karena kadang, detoks terbaik adalah diam sejenak tanpa layar di depanmu.
Hidup digital gak harus lepas dari teknologi, tapi cobalah belajar menyeimbangkannya. Temukan panduan lengkap dan refleksi lainnya di Detoks Digital. Ruang tenang untuk hidup lebih sadar di era online.


Post a Comment